Si Udin terlihat termenung di sudut gelap rumahnya. Dia berbaring melihat kosong ke atas membayangkan sesuatu. Membayangkan semua hal yang selama ini diimpikannya, cuma dengan pikirannya dia bisa menggapai semua, sementara didalam kenyataan semua itu tidak mungkin dia gapai dan diapun terbuai.
Cukup lama dia terbuai, si Udin pun mencoba paksakan impiannya.
Akal sehat menghilang benakpun mulai menghitam.
Pisau digenggam dan siap menikam.
***
Si Boy terlihat di sudut terang rumahnya.
Dia tertawa karena terbeli semua impiannya. Diapun terbuai karena semua didapatkannya hanya dengan tinggal meminta.
Semakin terbuai, si Boy mulai hamburkan impiannya.
Dia turun ke jalan menjual nama papanya.
_______________________________________________________________
Nasib mempertemukan mereka disimpang jalanan,
Cuma karena salah paham,
Si Boy tewas,
Si Udin masuk penjara.
Kita hidup bersama "mereka"
Kita hidup diantara "mereka"
salam
dijadiin flash fiction pasti jadi lebih bagus nih :)
ReplyDeletehehehe ya mbak kngnnya gtu, tapi blum ada ide buuat mearngkai kata-katanya mbak :D
Delete